Tiger I adalah tank berat buatan Jerman yang digunakan pada Perang
Dunia (PD) II mulai akhir 1942 hingga saat Jerman menyerah di tahun
1945.
Buku manual Tiger jadi suvenir yang diburu sehabis masa perang. Nama resmi Tiger adalah PzKpfw VI Ausf. E yang disandangnya sejak Maret 1943.
Desain Tiger terutama menekankan pada kekuatan tembakan meriam dan keandalan lapis baja
dengan mengorbankan mobilitas. Ketebalan lapis baja bagian depan
berkisar 10-11 cm dan sekira 8 cm untuk bagian samping dan belakang.
Sedang untuk bagian atas dan bawah jauh lebih tipis dengan ketebalan 2.5
cm. Sambungan baja dilas dengan mutu tinggi, bukan sekedar memakai
rivet seperti model yang lain.
Dengan lapis baja yang begitu tebal, berat Tiger bisa mencapai 56.9 ton.
Dengan bobot raksasa, maka tank ini akan terlalu berat untuk sebagian
besar jembatan. Itu sebab, Tiger dirancang untuk mampu menyelam hingga
kedalaman 4 meter. Ini tentu saja membutuhkan mekanisme yang rumit untuk
menjaga mesin tetap beroperasi saat di kedalaman air.
Meriam
Tiger diadopsi dari German “88″ flak gun yang awalnya digunakan sebagai
meriam anti pesawat terbang. Meriam Tiger kemudian dikenal sebagai salah
satu yang paling efektif dan menakutkan. Pernah dilaporkan bahwa Tiger
mampu menghancurkan tank musuh pada jarak 1.6 km, meski sebagian besar
duel selama perang dilakukan pada jarak yang lebih pendek.
Dengan
segala desain yang dimiikinya, biaya produksi Tiger menjadi sangat
tinggi. Selama perang hanya 1.355 Tiger I dan 478 Tiger II yang
diproduksi. Bandingkan dengan Sherman (tank Amerika) yang diproduksi
hingga 40.000 unit atau T-34 milik Sovyet dengan jumlah total 58.000.
Dalam pertempuran, Tiger dapat menghancurkan M4 Sherman
milik Amerika dari jarak lebih dari 2.000 m. Sebaliknya, dengan sudut
meriam 30 derajat, meriam 75 mm M4 Sherman tidak akan mampu menembus
bagian depan Tiger dari jarak berapapun. Begitu juga dengan T-34 milik
Sovyet yang dipasangi meriam 76.2 mm tidak dapat menembus Tiger dari
depan pada jarak berapapun juga.
Dengan kekuatan meriamnya, Tiger mampu menghancurkan tank lawan pada
jarak dimana si lawan tidak dapat merespon. Untuk menghancurkan Tiger,
tank lawan mesti menyerang bagian samping atau belakang yang memiliki
ketebalan lapis baja lebih kecil.
Tiger benar-benar mampu
menimbulkan kegentaraan pada tentara lawan hingga menyebabkan ‘Tiger
fobia’. Tank sekutu kadang lebih memilih kabur jika bertemu dengan
Tiger. Saat pertempuran di Normandia, perlu dikorbankan 4-5 Sherman untuk merobohkan satu Tiger. Benar-benar dibutuhkan skill tinggi untuk mengalahkan Tiger.
Pada
7 July 1943, sebuah Tiger yang dikomandani Franz Staudegger mengklaim
mampu melumat 22 buah T-34 milik Sovyet dari sekitar total 50 armada.
Melihat kejadian itu, tank Sovyet yang tersisa akhirnya memilih kabur.
Atas jasanya, Staudegger kemudian dianugerahi medali Knight Cross.
Secara
keseluruhan ada lebih dari 10 komandan Tiger yang mampu meng-KO lebih
dari 100 tank musuh, termasuk: Kurt Knispel dengan 168 mangsa, Otto
Carius (150+ mangsa), Johannes Bolter (139+ mangsa), dan Michael
Wittmann (138 mangsa).[]
Referensi: Wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar